Cerpen: Terlalu Cinta

Awal pertemuan ku dengannya ketika aku menghadiri pemakaman ibu dari sahabat
karibku indah, ternyata dia adalah kenalan dari sahabat karibku. Namanya
adalah
Gede, dia adalah keturunan dari Bali, entah mengapa ada perasaan yang
menjalar di tubuhku, perasaan yang aneh, dan menyulut rasa di hati ini.

"Nama ku Gede..." dia mengulurkan tangannya pada saat itu. "astuti..." jawb
ku menanggapi perkenalan kami saat itu. takdir membawa kami ke perkenalan
yang
lebih jauh, ternyata hubungan kami melangkah ke arah serius. sampai hati ini
telah kuserahkan kepadanya. dan aku mengalami cinta matiku padanya.

"Mas kamu sudah beristri mas.. hubungan kita sekarang terlarang" aku coba
mengingatkan gede, ketika aku mengetahui bahwa saat ini gede telah beristri.
tetapi mengapa hati ini terus merasakan cinta kepadanya. dengan bujuk
rayunya, dan buaian dari rasa asmara. aku pun tetap rela menjalankan
hubungan ini.

Hingga suatu hari kami memutuskan untuk menikah "Astuti.. aku serius
mencintai kamu, kita menikah astuti" ajak gede kepadaku. Entah setan dari
mana yang
membujuk ku untuk menerima permintaan gede. tapi pernikahan yang disyaratkan
oleh gede adalah pernikahan Tersembunyi.

"Astuti, tolong pahami aku, biarkan kita menikah, tetapi aku tidak mau ada
orang yang mengethui pernikahan ini" syarat dari gede kepadaku. "Iya mas,
saya
setuju dengan ini, tapi kamu harus berjanji terus mencintai saya hingga saya
tua mas, biarkan aku menjadi istri kedua mu mas" jawabku, walau ku tahu itu
adalah jawaban terbodoh yang aku berikan.

Kata orang aku adalah orang yang menarik, ramah, dan cantik, tetapi cintaku
telah mentok kepada gede. aku sudah tidak bisa berpindah lagi kelain hati,
walau aku tahu aku salah, aku telah mengintip cinta suami orang. tapi aku
ihklas menjalani kisah ini.

6 bulan setelah perkenalan kami. "Saya terima nikah dan kawinnya Astuti
binti Fulan, dengan mas kawin seperangakat alat sholat di bayar Tunai" gede
mengucapkan
ijab kabul dengan wali hakim ketika pernikahan ku dilaksanakan. dengan acara
yang sangat sederhana dengan hanya di hadiri 7 orang, aku, gede, Penghulu,
dan 3 orang saksi yang mengetahui pernikahan ini.

Awal pernikahan ini aku sangat bahagia, dan gede sangat menyintaiku, walau
dengan keterbatasan yang dimilikinya gede selalu meluangkan banyak waktu
kepadaku.
dan aku berangkapan perkataaan sahabatku bahwa pernikahan ini sangat rentan
adalah salah.

"Jika sampai ada satu orang yang tahu, kita sudahi sampai disini!" suara
gede dengan lantang kepadaku. aku, hanya terdiam, dan kupandang mata gede
suamiku.
gerimis baru selesai. Ingin aku berdiri dan beranjak dari tempat itu.
Meninggalkan gede sendiri. Dia tidak perduli apakah mereka harus bercerai
detik itu
atau tidak. aku heran melihat perubahan lelaki yang sangat aku cintai itu.
Siapa toh perempuan yang mau diperlakukan seperti dia. Perkawinanya
diTersembunyikan,
hanya karena alasan klise. Terlalu cinta itu. Membabi buta.

Inilah awal pertengkaran kami, setelah mengalami masa bulan madu selama 5
bulan pernikahan ini, sikap gede mulai berubah, semua janji-janji yang
pernah
diucakan semuanya berubah. terasa semua hanya buain dan gombal belaka.

Teringat kembali nasihat indah sahabat ku, "Astuti.. astuti pria di dunia
ini tidak hanya gede. Cinta tidak harus membuatmu merendahkan diri. Apa yang
diberikan gede padamu selama ini sampai kamu mau menjadi istri keduanya.
Rumah? Mobil? Uang? Atau yang lainnya? Apa dia benar-benar mencintaimu?
Nonsen!
Cinta itu omongkosong. Hati selalu berubah. Sekarang dan besok bisa berbeda.
Begitupun hati gede padamu. Sekarang dia bisa bilang mencintaimu sepenuh
hati,
apa buktinya? Dia hanya ingin bermain dengan kata-kata kosongnya. Dia akan
menggunakanmu dengan segala cara untuk kepentingannya. Setelah kamu tidak
berguna
lagi. Dia akan melemparkanmu. Kamu akan semakin terpuruk dan sakit" dan kala
itu aku bertengakar dengan Indah untuk mempertahankan pendapatku, dan cinta
telah membutakan mata hatiku, dan perkataan gede itu telah membuka kembali
mata hati ini.

Dan aku kembali mencoba menemui indah, "Indah, bisa kita bertemu besok, aku
ada yang ingin aku ceritakan" aku mencoba menghubungi indah."Oke, besok ya
as.." indah mengakhiri percakapan telephon itu. Setelah melepas rindu dengan
sahabat karib ku, indah menasihati ku panjang lebar "Tidak ada yang
melindungimu.
karena pernikahanmu tidak jelas. Kamu tidak bisa menuntut dia. Dia dengan
gampang akan mengingkari semuanya. Itukah cinta? Lihatlah, apa yang dia
lakukan
padamu selama ini. Apa yang dia berikan padamu? Atas nama cinta jugakah?Dia
ingin kamu mengerti dia. Selalu begitu kan? Tapi dia tidak pernah mengerti
kamu. Sudahlah tinggalkan dia. Perempuan seperti dirimu bisa mendapatkan
laki-laki mana pun. Jika dia memang tidak tahu diri. Akan terlihat sendiri."
Tapi
lagi-lagi aku gemetar saat indah memberiku saran.

indah kembali memarahi ku "Aneh kamu as! gede bukan laki-laki yang istimewa.
Dia pengecut dan suka sekali bersembunyi dalam kata-katanya. Tapi kenapa
kamu
begitu mencintainya. Sebagai perempuan kamu harus membaca buku tentang
laki-laki.Agar Kamu paham tentang mereka, tidak ada apa-apanya dibandingkan
makhluk
bernama perempuan. bersyukurlah Kamu terlahir sebagai perempuan. Makhluk
yang kadang di sikapi tidak adil oleh dunia ini. Tetapi harus tetap tegar
dengan
tugas-tugas yang diberikan Tuhan padakita. Dengan sebuah hadiah yang menurut
orang-orang sangat istimewa. Surga ditelapak kaki kita" indah kembali
mencoba
menasihatiku, aku hanya terdiam dan berkata "betu, kamu tapi hati ku terlalu
mencintainnya" sahutku dengan nada setengah putus asa.

"as..bersyukurlah kamu, jika Tuhan masih mengijinkanmu menerima rasa sakit.
Kesakitan akan membukakan mata batin kita. Kesakitan adalah pupuk untuk
membuat
kita terus hidup dan menikmati warna dunia. Kenapa takut berada di tempat
seperti itu. Yakinlah, jika gede benar-benar mencintaimu seperti yang sering
dikatakannya. Dia akan memberikan tempat terhormat padamu. Seperti dia
menghormati dirinya sendiri Dia akan menjaga kehormatanmu. Melebihi
kehormatan dirinya
sendiri. Dia akan melimpahimu dengan cinta dan kebahagiaan. Dia tidak akan
melukaimu. Karena kalau dia melukaimu sama saja dia melukai dirinya sendiri.
Bahkan dia akan menyediakan dirinya menjadi dirimu. Memberikan yang terbaik
buatmu, seperti kamu memberikan yang terbaik untuknya." indah kembali
berkata
dengan muka sedikit kecewa kedapaku

"Menangislah Ass, menangislah karena kamu tidak bisa bersikap tegar, Saat
gede memutuskan meninggalkanmu. Mengakhiri semua permainan yang diawali dari
kata-kata kosong. Bukan karena kamu takut kehilangan dia. Jangan sekali-kali
berani merendahkan diri dan hatimu untuk merengek pada Pria itu. Angkat
dagumu!
Lihatlah kedepan. pria bukan segala-galanya. Rubahlah tujuan hidupmu, bukan
mengabdi pada makluk yang bernama Pria. Ada banyak tujuan baik yang perlu
kamu
camkan dan sadarilah ass.... Yang berurusan dengan dirimu dan orang lain.
Boleh mencintai asal tidak berlebihan. Silahkan membenci asal jangan
keterlaluan.
Karena hati selalu berubah. Hati bukan tebing kokoh yang memagari laut dari
ombak dan deburnya. Bukan pula batu cadas. Hati begitu lunaknya. Dia bisa
disentuh
dengan kata-kata yang mendayu tetapi juga bisa disulut hingga terbakar dan
berkobar" Indah kembali mnyambung perkataanya, sambil menyruput segelas
Vanilallate
kesukaannya

"Aku tidak bisa meninggalkan dia. Aku mencintainya" suara ku begitu lembut
dan bergetar lirih. Seakan menyakinkan dirinya sendiri bahwa dia memang
tidak
berdaya. "Bodoh kamu as, aku tinggal dia" itulah kata-kata indah sebelum
pergi dan berlalu meninggalkan aku sendiri terduduk di cafe Rendovouz tempat
kami
dulu biasa mampir.

Dan pertemuan ku dengan indah telah selesai, kembali ku kerumah kontrakanku,
yang disewakan gede untukku, malam itu aku bersujud dan meminta pada rob ku,
pada sang khalik yang berkuasa atas diriku "Ya Allah kuatkan diriku, berikan
jawab mu atas kehendakmu itu, bantu aku ya allah" hanya liang tetes
airmataku
yang menemaniku malam itu.

Senja itu Gede datang, ku lihat dia pulang dari kantor, dengan senyum
termanis kusambut suamiku, aku ingin membahagiakan dia, seperti keluarga
seutuhnya...
"mas mau kubuatkan teh atau kopi mas" sapa lembutku untuk menyenangkan
hatinya. dan diapun hanya terdiam. ku coba membukakan sepatunya, aku ingin
berbakti
kepada suamiku, tapi entah kenapa dia hanya diam dan tidak bicara.

tiba-tiba "Aku tidak perduli. Kita cerai!" suara Gede memecah keheningan
yang dari tadi telah tercipta diantara kami "Aku salah apa? kenapa?" aku
bertanya
dengan suara lemah. Akhirnya hubungan suami istri dalam perkawinan yang
diTersembunyikan itu harus berakhir juga. Tidak lebih dari selentingan batu
dilempar.

"Aku baru saja menerima Pertanyaan dari rekan dan bosku. Ternyata mereka
sudah tahu kalau kita menikah. Kamu pasti yang membocorkan semuanya. Dasar
perempuan!
kenapa Kamu sih tidak bisa menyimpan Tersembunyi. Coba kamu bayangkan, kalau
istriku sampai tahu. Apa yang terjadi padaku. Aku akan kehilangan
segala-galanya."

"Aku tidak pernah bercerita pada teman kantormu. Apalagi soal kita. Karena
aku tahu. Jika mereka tahu soal perkawinanku. Maka selesailah kita. Aku
menyadari
hal itu. Karena aku sangat mencintaimu mas. Maka aku menjaga mulutku. Jangan
menuduhku dengan berkata seperti itu!" belaku atas pernyataan gede.

"Aku tidak percaya padamu! Dari dulupun aku tidak percaya padamu! Kamu
selalu berbohong!" kata gede kepadaku."Aku berbohong soal apa mas? tentang
apa?
tolong katakana padaku, hal apa saja yang menurutmu aku berbohong?" aku
membela diri. "Tidak perlu diceritakan tapi aku yakin kamu berbohong dan aku
tidak
percaya lagi padamu!" gede tetap memaksakan sangkaannya kepadaku

"Baiklah, karena kamu sudah tidak percaya lagi padaku. Tidak ada gunanya
kita teruskan perkawinan kita. Aku selama ini selalu mengalah padamu.
Sebagai
istri yang kamu Tersembunyikan, aku tahu diri dan berusaha belajar untuk
tahu diri. Aku tidak pernah bisa bersamamu. Harus menunggu sebulan untuk
bertemu.
Tidak bisa mengganggumu saat kamu bersama keluargamu. Aku sudah menerima
semuanya dan menjalaninya sebagaimana kehidupan normal perempuan-perempuan
lain.
Entah karena aku mencintaimu atau karena soal lain. Buatku tidak penting.
Yang paling utama, meski kita berjauhan dan hanya waktu-waktu tertentu
ketemu.
Aku menempatkan komitmen kita ditempat yang paling tinggi. Selama aku
menjadi istrimu, aku tidak pernah menuntut hal-hal yang tidak bisa kamu
berikan.
Aku bahkan selalu mensyukurinya. Tapi sekarang terserah padamu. Aku sudah
capek. Aku seperti berhadapan dengan anak kecil yang tidak tahu diri.
Kembalilah
pada istrimu. Aku tidak tahu apa dia memerlukanmu atau tidak. Tapi aku yakin
kamu memerlukan dia. Jadi berbaik-baiklah pada istrimu, kamu akan kehilangan
asset berharga kalau dia sampai tahu soal kita. Jadilah anak yang baik
dihadapannya!" ucapan itu dengan lancar menglir dari mulutku...

"Kata-katamu menyakitkan!" gede semakin marah, "Apa kamu kira kata-katamu
melenakan! Sekarang aku jadi tahu dirimu. Tapi biarlah, aku akan
mencatatkannya
dalam hatiku. Baik dan burukmu." aku kembali menimpali perkataan gede.

Dan akhirnya kami pun berpisah pernikahan Tersembunyi ini telah berakhir,
"Begitulah seharusnya dirimu . Bersikaplah tegas pada laki-laki itu. Kamu
tahu
kenapa dia begitu ketakutan setelah menikahimu. Kamu harus kasihan padanya.
Tidak semua laki-laki ditakdirkan mempunyai sifat pemberani. Mereka juga
kadang
pengecut. Jika dihadapkan pada dua pilihan. Mereka akan memilih yang paling
menguntungkan dia. Jangan berharap atas nama cinta dia akan memilihmu. Hidup
baginya adalah angka-angka yang harus dijumlahkan. Jika ada sisa lebih
besar, dia pasti akan memilihmu. Kalau tidak ada sisa, bahlan dia merasa
kamu telah
membuat dia bangkrut, meski kamu punya kelebihanpun tak akan dia menetapkan
hati padamu. Jadi jangan menyesal telah meninggalkan dia" indah menenangkan
tangisku

"Tapi rasanya sakit. Aku tidak tahan. Rasanya mau mati saja. Aku kurang apa
padanya. Aku memberikan seluruh hati dan diriku padanya. Bahkan jika harus
mendada kesakitan pun bersamanya aku mau!" tuturku dengan badan yang
terguncang di pelukan sahabatku itu.

Tanpa disangka keesokan harinya aku membaca berita di surat kabar kabar Gede
telah di PHK dari kantor tempatnya ekerja karena dia melakuakn korupsi
besar-besaran.
dan di jebloskan ke penjara, dan rumah tangga yang dibinanya berantakan,
diapun bercerai dari istri dan anaknya.

Dan aku seketika tersungkur memuji Allah... Terimakasih tuhan telah kau
tunjukan jalan yang terbaik atas ku.. terimakasih walau dengan cara yang
perih
kau jauhkan aku dari dia. dan indah yang berada di dekatku memandangku
dengan sebuah senyuman.

 
You can follow any responses to this entry through the Contac Us. You can leave a response.