Cerpen Lucu

Kado Pernikahan Untuk Istriku

by. Lintang alit

Siapa sih yang ngga seneng punya cewek yang doyan baca alias kutu buku. Seperti cewekku yang semata wayang, yah matanya memang semata wayang, tapi bukan wayang yang dijejer paling pinggir kiri dan pinggir kanan. (Lho itu kan buta!).

Cewek semata wayangku ini ngefans berat sama yang namanya buku. Pokoknya buku apa saja diembat, dari bacaan ringan sampai yang berat. (Kayak makanan aja!). Yang bikin aku salut, dia itu seorang BMI, tapi otaknya kayak mahasiswi. (Ceile…). Dia sekarang lagi ngadu nasib di Hongkong dan alhamdulillah dapat majikan lumayan baik, buktinya dia bisa bertahan hampir 4 tahun pada satu majikan. Tapi ada sedihnya juga, takut kalau seandainya dia kerasan dinegeri orang terus dia ngga mau balik-balik kekampung, dan yang lebih parah kalau sampai dia kegaet cowok Hongkong. Tak ada semangat untuk hidup! Hidup segan mati tak mau! (Busyet…). Tapi alhamdulillah sampai sekarang kita masih berhubungan dengan baik lewat kabel canggih ataupun via post. Tapi kadang aku dibuat bingung dengan hubungan kami berdua, dibilang pacar atau teman aku kadang ngga ngerti, mungkin istilah ngetrend nya TTM, alias teman tapi mesra. Tapi kalau dibilang mesra kayak nya kurang cocok, soalnya dia itu anaknya don’t care banget. Tapi karena hal itulah, aku dibuat klepek-klepek sama dia. Tapi kadang aku juga dibikin jengkel dengan ulahnya, dia hobby banget ngerjain orang. Eh iya perlu dicatat!! Aku sudah menganggap dia sebagai cewekku! Pacarku! Walau dia sering protes kalau dalam Islam itu tidak ada istilah pacaran tapi aku tidak perduli! Tidak perduli! Fahamkan!! (Waduh koq jadi emosi sih, sabar… sabar…). Sorry perlu dicatat juga. Dia, cewekku maksudnya pelit banget sama yang namanya ‘ngobrol’. Jangan harap aku bakal menerima SMS setiap hari atau telefon satu minggu sekali. Kalau aku ngga bertindak untuk SMS duluan ngga bakal aku nerima SMS dari dia. Itulah salah satu sifatnya ‘cuek’ tapi kadang suka usil, seperti waktu itu sudah hampir satu bulan baik dia maupun aku ngga pernah kirim kabar sama sekali walaupun cuma satu SMS, dan tiba-tiba dia SMS

Assalamu’alaikum, dapat salam dari Mba Sri” lalu ku jawab

Wa’alaikumsalam, Mba Sri siapa ya?”

Munafik! Ternyata benar kamu tidak pernah menyukai aku, kamu hanya ingin balas dendam! Iya kan?”

“Lho, ngomongnya koq begitu. Sudah kubilang dari dulu aku tidak pernah mendendam sama kamu. Masa lalu yang menyakitkan itu sudah aku kubur dalam-dalam. Aku ingin membuka lembaran hidup baru denganmu. Sungguh aku tidak tahu Sri yang mana??” jawabku

“Alah… pura-pura lupa”

“Tolong jelaskan Sri siapa? Apa Sri Hastati? Kamu pastinya tahu kalau dia sudah menikah bahkan sekarang anaknya sudah dua. Sungguh aku masih setia mencintaimu! Pliz..jelaskan…” setelah kuketik lalu kutekan ‘send’, kutunggu beberapa saat, tak lebih dari tiga menit dia balas SMS ku

“Masih ingat ngga, dulu kamu pernah cerita, tahun 2005 pas kamu kehutan, disana kamu ketemu sama raja hutan dan kamu bilang sama raja hutan nitip salam buat Mba Srigala!! Hahaha…”

Ya ampun… ini anak keterlaluan banget, coba kalau dia didepanku sudah kujitak kepalanya. Lalu kubalas

Ih… bikin jantungan aja! Awas kalau ketemu nanti!”

“Justru kamu yang harus hati-hati. Ingat! Siapkan mental kalau ketemu aku nanti. Banyak ranjau darat!! Hahaha… Udah ah lagi rekaman nih.”

Rekaman… itu berarti dia lagi masak, dia memang sering menggunakan istilah-istilah lucu, misalnya kalau ngepel ‘senam lantai’, kalau lagi motongin sayur bilangnya ‘taekwondo’, untuk istilah bersihin kamar mandi dia bilang ‘apel WC’, kalau belanja bilangnya lagi ‘kasting’, katanya biar kerenan dikit. Ada-ada saja. Sejak aku ketemu dengan dia lagi, wawasanku jadi bertambah, terutama soal agama. Sungguh aku tidak menyangka walau dia dinegeri orang, tapi dia masih ingat dengan adat timurnya. Agamanya juga! Malah bisa dibilang dia lebih banyak tahu daripada aku, mungkin karena hobby bacanya itu dia jadi luas wawasan. Seperti aku tanya hal yang lebih serius, tentunya lewat SMS karena kalau telefon Indonesia ke Hongkong mungkin aku harus menguras gajiku selama tiga bulan.

“Aku ingin ngomong sesuatu sama kamu, serius!” kataku

“Assalamu’alaikum, ngomong apa nih? Mukaku udah duarius, hihihi” tuh usil banget kan, lalu kujawab

Wa’alaikumsalam, sorry tadi ngga pakai salam. Gini… aku ingin menjalin hubungan lebih serius dengan kamu, kamu bilang dalam Islam ngga ada yang namanya pacaran. Kalau lebaran nanti aku cuty, aku akan kerumah untuk meminangmu, dan kalau kamu pulang nanti kita langsung menikah. Gimana?...”

“Kamu serius???” dia balik nanya

“Sudah dibilang dari tadi aku ngomong serius!!”

“Ok! Ok! Sorry… tapi apa kamu sudah memikirkannya dengan baik? Apa sudah dimusyawarahkan dengan ortu mu? Siapa tahu mereka sudah punya calon sendiri untukmu. Satu lagi, apa kamu tidak malu punya pendamping yang tentunya kamu sudah tahu sendiri apa statusku”

“Aku mencintai orang bukan karena statusnya! Tapi hatinya!”

“Aduh… jangan emosi gitu donk, afwan deh bukannya aku bersu’udzon” jawab dia. Aku ngga tahu harus ngomong apalagi, sungguh aku ingin menjadikan dia sebagai pendamping hidupku. Selamanya!!

“Duh… marah beneran ya? Ok, ku cabut kata-kata yang terakhir tadi. Tapi gimana dengan ortu mu? Balas!” dia SMS lagi, aku nyengir. Lalu ku jawab

“Ortu ku tidak pernah memaksakan kehendak pada anaknya”

“Amin… tapi masih ada yang mengganjal nih”

“Apalagi?” tanyaku

“Hampir 8 tahun kita tidak pernah ketemu, tentunya banyak yang berubah. Aku takut kalau kamu membayangkan diriku saat kita masih disekolah dulu.”

“Maksudmu apa? Apa ini penolakan secara halus? Apa aku akan sakit untuk kedua kalinya?” tanyaku bertubi-tubi

“Bukan. Bukan itu maksudku. Kebanyakan cowok suka cewek yang cantik, pinter dandan dan berbody aduhai. Aku ngga masuk kategori itu, wajah tak ber make-up dan bibir tak bergincu”

“Alami malah lebih indah” kataku

“Jangan munafik!”

“Bener!!!”

“Kamu tahu ngga!? Bulu alisku ngga pernah aku cabuti seperti kebanyakan cewek, karena aku ada baca dibuku bahwa Allah melaknat wanita yang mencabut bulu alisnya, dan orang yang menyambung atau minta disambungkan rambutnya, dan orang yang minta ditato atau yang mentatonya” tuh kan ujung-ujungnya kebuku juga, lalu aku iseng bertanya

“Kalau nyabutin bulu ketiak??”

“Itu fitrah Kakanda” wah… serasa mau melayang dipanggil kakanda hehehe…

“Kakanda baru tahu, sayang” kataku sedikit mesra

“Fitrah manusia itu ada lima; memotong kuku, menipiskan kumis, mencabut bulu ketiak, mencukur bulu kemaluan, dan yang terakhir khitan. Dah ah mau tidur, ngantuk!” ini anak kalau mau diajak ngomong mesra pasti selalu beralasan, akhirnya kujawab

“Ok sayang, bobo yang nyenyak ya. Jangan lupa berdo’a dan bawa aku dalam mimpimu, hehehe mmuach.”

* * *

Alhamdulillah setelah aku meminang dia hubungan kami bertambah akrab. Dia jadi sering SMS atau telefon cuma sekedar menanyakan kabar. Tidak kusangka ternyata dia suka ngelucu, padahal aku pikir dia anaknya pendiam, soalnya dulu waktu disekolah dia ngga banyak omong dan kesannya tertutup banget, apalagi kalau ada cowok yang pedekate, dinginnya minta ampun! Si ketua OSIS yang keren dan otaknya tajir pun tidak bisa meluluhkan hatinya. Dan sampai sekarangpun aku masih sulit untuk mendapatkan kata-kata mesra dari dia. Dia bilang, walau kita sudah bertunangan, kita masih bukan muhrimnya. Dulu sebelum bertunangan aku pernah memberitahu dia kalau dalam sujudku aku selalu berdo’a agar dia tercipta hanya untukku, dan apa jawaban dari dia!? Dia langsung memberi siraman rohani “Do’a kamu salah! Salah besar! Harusnya do’amu begini; kalau seandainya aku baik untukmu, untuk agamamu, maka dekatkanlah aku denganmu. Tapi jika aku buruk untuk agamamu, hidupmu, keluargamu, dan keturunanmu, maka jauhkanlah aku darimu, dan lupakan aku dari pikiramu. Lalu mintalah kepada Nya, diberi pendamping istri yang sholeh! Ngerti ngga?” dan aku jawab dengan singkat,padat, dan jelas “Ho oh.”

* * *

Tak terasa satu bulan lagi dia akan pulang ke Indonesia, bukan pulang untuk cuty tapi pulang untuk selamanya. Aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengannya lalu menikah. Kalau sudah menikah nanti tidak akan kubiarkan dia untuk bekerja keluar negeri, dia harus jadi ibu rumahtangga yang baik, mengurus aku dan anak-anakku. Tapi sudah hampir dua bulan dia tidak menelfonku, mungkin dia masih marah. Cuma gara-gara masalah sepele yaitu buku! Dia meminta aku unutuk membelikan buku yang judulnya ‘Kado Pernikahan Untuk Istriku’, tapi sampai sekarang aku belum mendapatkannya. Ini Jaya Pura! Bukan Jakarta! Di ibu kato mau cari apa saja ada, lha wong kota metropolitan. Kemarin aku sudah keliling toko buku, nyari buku itu sampai mumet. Ada buku yang cirri-cirinya sama, sampul warna kuning, tebal, tapi judulnya cuma ‘Kado Pernikahan’, lalu aku SMS dia, dan dia Tanya balik pengarangnya siapa, dan kujawab pengarangnya ini. Dia langsung jawab “Tidak mau! Pokoknya harus buku ‘Koda Pernikahan Untuk Istriku’ dan pengarangnya harus ini. Titik!!” Dan sejak peristiwa itu sampai sekarang dia ngga menelfon ataupun SMS aku lagi. Pernah aku SMS dengan kata-kata yang sedikit romantis sama dia

“Sepanjang kehidupanku, aku mencari sebentuk kelembutan hati cinta sejati. Kini usai sudah segala penantian panjangku, setelah temukan dirimu kekasihku. Hanya dihatimu akan kulabuhkan hidupku karena kaulah cinta sejatiku. Bimbinglah aku selalu dalam pelukmu. Semakin hari semakin cinta, semakin dalam perasaan kasih dan sayangku padamu. Semakin aku menyadari, aku tak bisa bila tak ada dirimu.” Ingin tahu jawaban SMS dari dia

“Naskah yang menarik! Apa judulnya?.” Nyebelin banget kan, padahal semalaman kubela-belain ngga tidur bikin puisi itu, tapi jawabannya malah seperti itu. Sabar…sabar…

“Kamu mash marah ya?” tanyaku

“Koq judulnya aneh gitu? Ngga nyambung donk…” jawab dia

Pliz… jangan bikin aku bingung. Ok! Besok aku gerilya lagi ketoko buku, semoga buku yang kamu maksud sudah ada”

“Udah ah lagi sibuk!” jawab dia.

Aku benar-benar pusing dibuatnya. Permintaannya selalu yang susah-susah, harus buku ini dan pengarangnya si anu, kalau tidak mau ya tidak! Tapi ini belum seberapa, waktu itu dia kan cuty ke Indonesia dan rencananya kita akan bertemu. Tahu ngga dia minta oleh-oleh apa!? Dia minta dibawain bulu Burung Cendrawasih! Untung aku ngga jadi pulang karena tidak mendapat surat cuty dari atasan. Tapi aku sempat ketar-ketir, takut kalau dia disambar orang, hehehe. Aku ngga tahu apa yang menarik dari buku itu, apa karena judulnya!? Yah mungkin benar karena judulnya.

Hari ini, 18 Juli 2006, pukul 19:50:21 WIT. Hatiku merasa tidak tenang, aku ingin mendengar suaranya, ingin tahu kabarnya walau cuma lewat SMS. Yah… aku tahu, aku harus mengalah. Ku raih HP dan jariku mulai menari-nari merangkai kata “Telah kau ketuk pintu hatiku dan kau pancarkan cahaya kehidupan hingga aku berpijar. Kau masuk gerbang hidupku dan kau buat aku rasakan makna cinta sejati. Dipenghujung mudaku telah kupilih dirimu sebagai pendamping hidupku, sampai akhir lajangku telah kau yakinkan aku untuk kuhabiskan hidupku bersamamu. Telah kujelajahi dunia dan aku terhenti karena sosok dirimu yang meruntuhkan egoku.” Setelah selesai kuketik lalu kutekan ‘send’ dan kutunggu beberapa saat. Ah dibalas juga

“Maaf naskah tidak diterima!!” Ya ampun… tega banget! Apa dia tidak merasakan hatiku yang sedang merana ini. Lagi-lagi harus sabar…sabar…

“Belum bobo ya…” tanyaku basa-basi

“Lagi ngerjakan hobby” jawab dia. Ngerjakan hobby?? Oh mungkin dia lagi baca buku

“Buku baru ya?”

“Ho oh” jawabnya singkat. Tuh kan bener tebakanku

“Apa judulnya?” tanyaku masih berbasa-basi agar dia mau membalas SMS ku, lumayan rasa kangen bisa terobati, hehehe

“Bukan urusanmu!!” Busyet ketus banget, pasti dia masih marah. Harus sabar…sabar…

“Boleh aku tanya sesuatu?” tanyaku lagi

“Apa”

“Bulan depan kamu jadi pulang ke Indonesia kan?..”

“Memangnya kenapa?”

“Aku ingin secepatnya menikahimu”

Ada uang ada barang”

“Maksudnya???” tanyaku heran

Ada buku aku pulang!!!”

GUBRAK!!!....

Hk,211006,malam minggu kelabu

Toex semua yang kukenal dan yang kenal sama aku “maaf lahir batin”ya…

4 some1 “thanx bukunya, but jodoh ditangan Nya”

 
You can follow any responses to this entry through the Contac Us. You can leave a response.