Waktu kecil, Lova pernah jatuh tersandung akar. Samar-samar dia melihat seorang cowok mengenakan tuxedo menolong dan menggendongnya. Cowok misterius bertuxedo itu rupanya begitu istimewa bagi Lova. Sosok cowok itu terus membayang di benaknya.
Pada masa SMA, ia bertemu lagi dengan cowok yang menolongnya itu. Namanya Aben. Meski Aben sangat dingin dan angkuh, tapi Lova tetap menyukai Aben. Menurut Lova, Aben adalah cinta pertamanya.
Sementara itu, ada juga cowok bernama Evan yang menyukai Lova. Aben dan Lova sering terlibat pertengkaran, karena keduanya sama-sama ingin berdekatan dengan Lova.
Sebenarnya dalam hati Lova tersimpan sedikit keraguan pada Aben. Tapi dia berusaha tidak memikirkannya. Sampai di sebuah party yang diadakan di bukit, Lova kembali teringat pada kejadian masa lalu. Demi meyakinkan dirinya, Lova pun bertanya pada Aben. Tapi Aben tampak tidak begitu antusias dengan kejadian itu, dia hanya menjawab pertanyaan Lova sekenanya.
Suatu hari, Aben dan Lova diundang datang ke ultah adik Evan. Melihat adik Evan yang begitu cantik, Lova pun tak kuasa memuji. Evan hanya bisa tersenyum sambil berkata bahwa adiknya mirip Angle.
Lova kaget mendengar omongan Evan, karena cowok bertuxedo yang menolongnya juga pernah memanggilnya Angel. Lova mulai menyadari bahwa orang yang dia sayang selama ini bukanlah Aben, tapi Evan.
Tapi kesadaran Lova terlambat. Karena dia harus segera pergi ke Australia untuk melanjutkan sekolah. Di detik-detik terakhir keberangkatan, Lova memilih nggak jadi berangkat demi mencari Evan. Bagi Lova, cinta lebih penting daripada sekedar menebus beasiswa.
Novel ini cocok untuk remaja. Kisahnya ringan dan runtut, mudah dicerna siapa aja yang membaca. Namun, cerita cintanya tergolong biasa. Dari awal baca, aku udah mengira pangeran bertuxedo itu sebenarnya Evan, bukan Aben.