PERSAHABATAN KITA

Cerpen oleh Nadya Tarinov

PERSAHABATAN KITA
Dita menaruh tas di kursinya. Seperti biasa, sahabatnya sudah datang terlebih dahulu.
Maklum, sahabatnya yang satu itu rumahnya sangat dekat dari sekolah. Namanya Via.
Sahabatnya tak hanya Via seorang. Masih ada yang lain. Yaitu Dina dan Shira.
Mereka berempat sama-sama jomblo, kecuali Shira. Apalagi pacar Shira juga merupakan cowok TER-cakep di sekolah yang punya rating tinggi. Namanya Dio.
Dan mereka sama-sama anak tunggal. Maksudnya, hanya Dina yang memiliki kakak cowok yang ganteng. Alhasil, Dita, Via, dan Shira pun iri.
But still, Dina pribadi sih ngaku kalau punya kakak itu nggak enak. Apalagi kalau cowok, waduuh... bisa dijailin abis-abisan ama tuh cowok.

Dina menghampiri Via yang sedang mengobrol dengan Dina. Pasti masalah cheers, pikir Dita.

"Hai! Pada ngomong apaan loe? Pasti ngomongin soal cheers," terka Dita.

"Hhmm... iya. Loe kok tau? Nggak biasanya loe to the point kayak gini," kata Via heran.

"Ya tau dong! Soalnya gue juga punya masalah nih, kayaknya masalah TERBESAR DI ABAD INI!!" suara Dita meninggi.

"Ya ampuun... ampe segitunya?" kata Via heran.

"IYA! Loe kekurangan anggota cheers, kan? Nah, masalah yang gue hadepin ini... LEBIH DARI ITU!" teriak Dita sampai membuat Via dan Dina menutup telinga karena budeg.

"Iye, iye! Cepetan ceritain! To the point aja!" pinta Via.

"Iya! Gini lho, gue heran... kenapa sih, banyak cowok ngelirik kita?"ucap Dita heran.

"Lho?! Kalau banyak dilirik... bukannya bagus?" tanya Dina, lalu melanjutkan, "Apalagi, gue, Via, ama loe juga jomblo. Kalau gitu... bagus, dong?"

"Emang... tapi kenapa ya gue nyamannya kalau menjomblo?" kata Dita sambil menatap langit-langit.

"Itu kan yang udah biasa menjomblo. Udah deh, saatnya membuka diri kita. Mumpung masih ada peluang. Iya nggak?" kata Via, sambil melirik Dio yang sedang berjalan dengan centil.

"Yaa, terserah loe deh Vi!" kata Dita menyerah. Tak lama, bel masuk berbunyi.***



Pulang sekolah. Anak-anak SMU 82 segera berhamburan keluar kelas. Hari ini hari Sabtu, cewek-cewek yang terkenal centil di sekolah mereka langsung JJS bareng teman-teman cowoknya. Sedangkan Dita, Via, Dina dan Shira memilih jalan-jalan bareng. Prinsip mereka adalah : Girlfriend stay forever!

"Nggak sama cowok loe, Ra?" goda Via membuka pembicaraan.

"Apa sih loe, Vi! Gue emang nggak jalan-jalan ama cowok gue, abisan dia banyak tugas gitu deh. Makanya dia nggak jalan-jalan ama gue, takutnya tugasnya itu numpuk," jelas Shira. Tampak sedikit kekecewaan terlihat di wajah cantik Shira.

"Oooh, bahagianya diriku. Karena hari ini, loe mau gue traktir. Hari ini gue sweet seventeen,so I want to celebrate my birthday, with you, my lovely friend!" kata Dita gembira.

"Apa? Hari ini loe sweet seventeen? Waa... happy birthday, dear! I'm sorry I cant give you a present," kata Via heboh.

"OK, thanks dear! Sekarang loe-loe pada ke rumah gue yuk! Nanti gue pinjemin baju keren. Mau gak?" tawar Dita.

"OK!! C'mon dear, let's go!" ajak Via semangat.***



Birthday party-nya Dita- yang mirip-mirip private party berlangsung heboh, biarpun Dita hanya mentraktir sahabat-sahabatnya makan-makan di Pizza Hut, namun heboh sekali! Mereka ngobrol-ngobrol, apalagi waktu itu banyak cowok-cowok yang ganteng. Mereka berbisik.

"Eh eh... ada cowok ganteng tuuh..." kata Dina iseng.

"Iya..." balas Via.

Mereka tertawa bersama, hampir ngakak.

Tiba-tiba Shira berhenti tertawa. Pandangannya tertuju ke suatu arah.

"Heh, Ra, kok loe berhenti ketawa?" tanya Dita heran.

"A...aa..da Dio..."kata Shira terbata-bata.

"Hah? Masa sih?" kata Via, lalu ia melihat ke lain arah. Ia melihat Dio yang terlihat merangkul seorang cewek dengan begitu mesra. Apalagi, mereka hanya berdua. Parahnya, mereka tak memerhatikan keberadaan Shira!

Shira tak dapat menahan tangisnya. Refleks, Shira berlari meninggalkan tempat itu.

"SHIRA!"teriak Via sekeras mungkin. Namun sayangnya, Shira sudah pergi meninggalkan tempat itu dengan air mata yang begitu meleleh.***



Senin, istirahat sekolah, jam 09.55

Dita berjalan lemas menuju kantin. Shira hari ini masuk, namun ia tak mau cerita bagaimana hubungannya dengan Dio.

Dita ke stan bakso. Ia menyerahkan uang Rp.5000,- ke penjual bakso itu. Tiba-tiba, ia melihat ketiga sahabatnya. Ada Shira! Pasti ngomongin Shira ama Dio.

Dita menghampiri teman-temannya.

"Hai! Pada ngomongin apa sih?" tanya Dita. Ia meletakkan mangkuk baksonya di meja kantin.

"Biasa. Shira and her love! She broke up with Dio, and she so sad, of course!" kata Via to the point.

"Hah? Ra? Loe putus ama Dio?" kata Dita. Yah, biarpun tadi dia sudah menyangka, pasti beginilah jadinya!

"Iya. Kita putus hari itu juga. Gue yang nelpon Dio, tapi gue gak langsung marah-marahin dia, tapi gue nanya dulu, hubungannya ama tuh cewek kayak gimana. Apa cuma temenan, sahabatan, atau malah pacaran! Ternyata, hubungan Dio sama cewek itu memang baru hari Jumat, tapi mereka udah sayaang banget. Makanya gue akhirnya mutusin dia. Gue nggak mau diduain kayak gitu!" kata Shira tertahan.

Dita, Via dan Dina menatap Shira sungguh-sungguh. Mereka sangat merasakan apa yang Shira rasakan.

"But still... gue rasa gue lebih patah hati kalau gue kehilangan kalian. Gue ngerasa, kalau sahabat itu lebih abadi. Gue ngerasa, hidup gue nggak akan kayak gini tanpa kalian," kata Shira sambil menatap ketiga sahabatnya dengan sayang.

"Iya. We are best friend... forever and ever," kata Via.

Mereka berangkulan menuju kelas. Ah, orang lain memang bisa datang ke hidup kita dan boleh pergi ke hati orang lain yang ia mau. Namun, sahabat sejati tidak bisa diganti, dan tidak akan pergi.

The End

 
You can follow any responses to this entry through the Contac Us. You can leave a response.