Cerpen cinta itu tidak mudah

“Hai Lia.” Sapa seseorang yang suaranya tidak asing ditelinga Lia. Lia berbalik dan tiba-tiba jantungnya terasa berhenti berdetak. Lia menatap orang yang ada dihadapannya tanpa berkedip.
“Halo.....Lia...Lia....” Sahut orang itu lagi sambil melambaikan tangannya didepan wajah Lia. Dan itu membuat Lia sadar dari lamunannya.
“Rian?” Sahut Lia setelah tersadar dari lamunannya. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang.
“Iya ini aku dan belum berubah. Apa kita bisa bicara sebentar?” Tanya Rian. Bingung harus menjawab apa karena sudah hampir 1 tahun Lia tidak pernah bertemu dan berhubungan dengan Rian lagi sekarang tiba-tiba dia muncul didepan Lia.
“Mmm........gimana ya......’
“Cuman sebentar kok gak lama.” Sahut Rian lagi.
“Mmm......”
“Hai Lia lagi ngap....ain....Lho Rian....apa kabar? Kemana aja kamu selama ini? Kenapa baru sekarang munculnya?” Tiba-tiba Santi datang dengan berbagai pertanyaan dan itu merupakan penyelamatan bagi Lia. Yang diajak ngomong hanya senyum-senyum aja. Lia mengambil kesempatan ini untuk pergi menjauh.
”Maaf ya Rian, aku pergi dulu ada kuliah. Permisi. Ayo San kita pergi nanti telat lagi.” Sahut Lia sambil berlalu meninggalkan Rian dan menarik tangan Santi yang cuman bengong sambil mengikuti Lia.
“Tapi Lia.... kapan aku bisa ketemu sama kamu? Tanya Rian lagi.
“Kapan-kapan.”Sahut Lia dari kejauhan. Dan terlihat Rian sangat kecewa dengan kata-kata Lia barusan.
Setelah sampai dikampus Santi yang dari tadi cuman diam dan bingung ngeliat sikap Lia tadi mulai bertanya.
“Lia, kenapa Rian baru muncul sekarang ya? Kenapa dia dulu menghilang ya? Mungkin sekarang dia mau balikan sama kamu kali Lia? Atau........” Berbagai pertanyaan Santi lontarkan tapi Lia malah pergi meninggalkan Santi.
“Lia.....mau kemana?” Sahut Santi yang sadar kalo pertanyaannya tidak mendapatkan perhatian.
“Pulang.” Sahut Lia singkat.
“Tapi kita ada kuliah Lia.....”Sahut Santi lagi.
“Terserah.” Sahut Lia meninggalkan Santi yang kebingungan melihat sikap sohibnya.

X X X X

“Lia, ada yang cari.” Sahut Deni kakak Lia. Lia yang saat itu lagi asik main game di komputernya jadi merasa terganggu karena permainannya harus berakhir.
“Siapa Kak?” Tanya Lia sambil berteriak dari kamarnya.
“Gak tau.” Sahut Deni lagi. Dengan terpaksa Lia menghentikan permainannya dan melihat tamu yang sudah mengganggu kegiatannya. Tapi saat dia melihat siapa tamunya serasa lemas badannya.
“Hai Lia, apa kabar?” Tany Rian.
“Oh....hai Rian, aku baik. Ada apa kemari?” Tanya Lia sambil menenangkan persaannya yang tidak menentu.
“Aku pengen bicara sama kamu tentang.....”
“Kamu mau minum apa Rian?” Tanya Lia memotong pembicaraan Rian.
“Terserah kamu.”Sahut Rian.
“Tunggu sebentar ya.” Lia masuk kedalam untuk membuatkan minum dan tidak berapa lama dia keluar lagi membawa minuman untuk Rian.
“Tadi kamu mau bilang apa Rian?” Tanya Lia.
“Apa kamu masih marah sama aku Lia?” Tanya Rian ragu-ragu.
“Marah? Untuk apa aku marah sama kamu? Sebenarnya kamu itu mau ngomong apa sih Rian? Gak usah berbelit-belit deh pusing aku dengarnya. Bilang aja tujuan kamu kesini itu untuk apa?” Sahut Lia.
“Aku mau minta maaf soalnya aku sudah nyakitin kamu dan ninggalin kamu selama 1 tahun tanpa ada pesan dan keputusan hubungan kita. Aku harap kamu mau maafin aku Lia. Dan dengar penjelasanku. Juga mau menerimaku lagi karena aku sangat mencintai kamu Lia.” Tutur Rian.
“Oh soal itu. Dari dulu aku sudah maafin kamu kok dan aku gak pernah dendam sama kamu. Dan saat ini aku sudah tidak memerlukan penjelasan atas kejadian 1 tahun yang lalu kerena bagiku itu merupakan masa lalu yang harus aku lupakan. Sekarang aku hanya ingin memikirkan masa sekarang dan masa depanku jadi kamu gak perlu susah-susah buat ngejelasinnya karena aku sudah gak perlu pernjelasan. Dan aku juga gak bisa menerima kamu kembali.”
“Apa kamu gak mencintaiku lagi Lia? Apa kamu sudah punya kekasih?”
Lia terdiam mendengar ucapan Rian. Ingin rasanya Lia mengatakan kalo sebenarnya Lia juga masih mencintai Rian, tapi Lia tidak ingin terluka untuk yang kedua kalinya.
“Maaf Rian, tapi aku memang tidak mencintai kamu lagi. Semua perasaanku yang pernah ada buat kamu dulu sudah aku kubur bersama kenangan tentangmu dan aku tidak ingin mengulangnya kembali. Maaf Rian lebih baik kita berteman saja.” Tutur Lia dengan berat hati.
“Tapi aku masih mencintai kamu Lia dan aku berharap kita bisa kembali seperti dulu.”
“Rian, kalo memang kamu mencintaiku kenapa kamu ninggalin aku selama itu? Aku sudah memberikan waktu buat kamu kembali selama 1 tahun tapi nyatanya gak ada tuh inisiatif apapun dari kamu. Kamu untuk ngomong aja sama aku gak ada sekarang kamu bilang kamu masih mencintaiku dan pengen kembali gak salah tuh.”
“Tapi......”
“Rian, aku sudah cukup sabar memberikan waktu pada hatiku selama ini dan menutup hatiku untuk orang lain karena aku menunggumu tapi sekarang perasaanku sudah tidak ingin aku pertahankan lagi. Sejak dulu diantara kita memang banyak ketidak cocokan mungkin kita memang gak jodoh jadi lebih baik kita berteman saja dan melupakan masa lalu yang pernah kita jalani dulu.”
“Oke kalo itu memang udah keputusanmu, yang penting kamu memaafkanku. Kalo begitu aku permisi. Sampai jumpa Lia semoga kamu bahagia.” Sahut Rian sambil beranjak meninggalkan Lia dengan hati kecewa. Ingin rasanya Lia mengejar Rian dan memeluknya sambil berkata bahwa dia sangat mencintai Rian, tapi kekerasan hatinya membuat Lia hanya berdiri ditempatnya memandang Rian sambil menangis.
Pedih rasanya harus kehilangan Rian lagi, tapi Lia tidak ingin mencoba untuk mengulang kenangan yang pernah mereka lakukan dulu. Lia takut kejadian setahun yang lalu akan terulang lagi. Lebih baik Rian meninggalkannya karena cewek lain daripada Rian meninggalkannya tanpa ada kata putus.

X X X X

“Lia, kemarin Rian kerumah dia cerita banyak sama aku soal kepergiannya selama ini dan katanya dia juga ada kerumahmu tapi kamu menolak untuk mendengarkan ceritanya. Bener ya Lia?” Sahut Santi.
“Emang sih dia ada kerumah kemarin sore dan bener juga kalo aku gak mau dengar penjelasannya.” Sahut Lia dengan tenangnya sambil membaca buku didepannya.
“Tapi kenapa Lia? Bukannya dulu kamu yang pengen banget tau alasan Rian pergi sekarang kenapa kamu gak mau dengar penjelasannya?” Tanya Santi lagi.
”Itu dulu satu tahun yang lalu dan sekarang aku merasa aku gak perlu dengar penjelasan Rian lagi karena itu gak penting sekarang aku hanya ingin menjalankan kehidupanku tanpa harus melihat kemasa lalu jadi untuk apa penjelasan itu sekarang.” Jelas Lia.
“Apa kamu masih mencintai Rian?” Tanya Santi dan pertanyaan ini membuat Lia tambah kesal dengan sahabatnya itu.
“Santi, udah deh kamu gak usah nanya yang macam-macam deh. Cinta gak semudah itu. Saat ini aku hanya ingin konsentrasi dengan kuliahku. Sekali lagi kamu tanya-tanya soal Rian aku gak bakal berteman sama kamu lagi.” Sahut Lia dan pergi meninggalkan Santi yang berusaha mengejarnya.
“Tapi kamu mencintai Rian kan Lia?” Tanya Santi sekali lagi dari belakang. Lia berbalik dan terlihat jelas rasa kesal diwajahnya.
“Dengar ya San, aku sudah gak punya perasaan apa-apa lagi sama Rian. Aku gak mencintai Rian. Puas?” Sahut Lia tegas lalu pergi dari hadapan Santi tanpa memperdulikan panggilan Santi karena Lia gak ingin sahabatnya itu melihatnya menangis. Pedih rasanya hati Lia harus mengatakan bahwa dia gak mencintai Rian dan gak punya rasa apa-apa terhadap cowok itu. Cinta memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Sekali bersalah dan meminta maaf segalanya dapat kembali seperti semula. Cinta sangatlah rumit.

 
You can follow any responses to this entry through the Contac Us. You can leave a response.