Cerpen Remaja - DIA...

‘Humf..’ helaku sambil menggerak-gerakkan mouse yang ada di samping komputer yang ada dilab Multimedia sekolahku. Suana siang itu di lab sangatlah ramai. Karena Kapro Multimedia sedang ada rapat dengan Kepala Sekolah. Sangatlah membosankan, hanya terdengar musik Reege yang di mainkan di komputer server yang di pegang oleh temanku sendiri. Memang hebat jurusan yang aku anut saat ini. Anak-anak sudah bisa meminkan barang-barang multimedia yang mahal harganya. Ku tatap dalam-dalam desktop monitorku, kulihat secara detailnya. Dan mulai berfikir, untuk apa aku sekolah seperti ini, sekolah bagaikan pesta setiap hari. Di sudut sini ada yang pacaran, ada juga yang telefon-telefonan. Aku tak mengerti mengapa mereka lakukan hal yang seharusnya mereka belajar tetapi hanya sebagai penikmat nafsu remaja belaka. Teringat, hari-hari kemarin, HP di sakuku bergetar dengan sangat keras, sampai-sampai aku terkaget dibuatnya. Pertanda ada pesan yang tak tahu sengaja atau tidak menyambar HPku. Ku ambil HP di saku, lalu ku buka inbox, dan kutemukan nama Teteh Dina di atas pesannya. Dan bawahnya tertulis, Siang,ngga…Bozen ni, di humz sendiri, kemarin gw ga’ jadi ke RS, cz bokap lum pulang. Bolehkan? gw ganggu loe… Adalah cewek anak Madrasah Alawiyah di kotaku. Aku bertemu dengannya beberapa bulan lalu di suatu kegiatan kepemimpinan. Pernah ada kenangan buruk dengan dia. Dia adalah selingkuhanku waktu aku punya pacar pertama kalinya. Waktu itu dia tidak tahu kalau dia aku selingkuhin sama pacarku yang pertama. Ketika itu aku menjadi senior bagi dia. Suatu hari, aku mendapat SMS dari dia, dia bertanya nama serta alamatku, karena satu-satunya senior yang sulit dikenal adalah aku. Dan satu-satunya senior yang paling muda. Entah darimana ia mendapat nomorku. Aku yang tak mau ambil pusing, aku jadikan dia permainan, aku balas SMSnya dengan hal-hal yang tak bermutu. Sampai-sampai dia marah. Tapi aku mulai bertanya tentang tantangan, dia menanggapinya dengan positif. Aku memberinya tantangan, kalau dia berhasil menjadi pacarku selama 3 bulan maka dia menang jika tidak maka aku yang menang. Dia menerimanya dengan berani. Walau hadiahnya, cuma pengalaman yang pahit, dia tetap menerimanya. Hari demi hari aku lalui dengan 2 pacar. Sangat tidak enak. Menyebalkan. Akhirnya hari ke-7 aku tertangkap oleh dia kalau aku telah mempunyai pacar. Aku tak bisa berfikir jernih atas kejadian itu, akhirnya akupun tetap mempertahankan pacar pertamaku. Dan akhirnya, akupun tetap dengan pacar pertamaku dan meninggalkan dia. Sampai saat ini dia masih menjadi sahabat tempat dimana aku mencurahkan isi hatiku kepadanya. Selain tak ada yang kenal dia dari sekolahku, dia juga anak yang mudah lupa kalau sudah mengikuti berbagai kegiatan. Salah satu siswa yang hiperaktif dalam masalah kegiatan. Dan itu hampir sama denganku. Sampai saat ini kejadian yang menyakitkan itu masih terngiang di kepalaku. Dan terkadang aku ingin tertawa karena begitu bodohnya aku, dan terkadang aku ingin menangis karena sudah menyakiti sesorang. Semua ini bagaikan khayalan. Bagiku dia sahabat yang bisa di ajak curhat, dan aku suka sikap kelaki-lakiannya. Walau dia cewek tapi dia bersikap seolah bukan hanya cowok saja yang mampu mengusai dunia, tapi dia juga mampu. Maka dari itu ia diangkat menjadi anggota yayasan anak di kotaku. Karena banyak kegiatan yang ia ikuti, ia jadi menyewa kos di dekat sekolahannya. Sejak ia mulai menjadi anak kos, makannya menjadi tidak begitu teratur, sehingga waktu ujian praktek biologi ia jatuh pingsan. Dan dirawat di rumahnya. Karena ia tak mau di bawa kerumah sakit. Dan sekarang sudah 5 hari sejak ia jatuh. Hanya HP yang menemaninya. Beberapa kali aku menemaninya dia SMS, sampai saat ini. Aku masih ingat SMSnya beberapa hari yang lalu. Ketika ia cerita ada cowok sekelasnya yang suka sama dia, cowok itu pandai mengaji dan pandai dalam segala hal dalam agama. Tapi tidak ia perhatikan. Ia mengganggap dia hanya teman saja. Ketika ku tanya, mengapa ia tidak menerima cowok yang pandai mengaji itu, bahkan kuyakinkan kalu dia mampu membuat masa depannya baik. Iapun tetap menjawab tidak mau. Ia berkata karena hatinya sudah ada yang mengisi. Lalu kemarin aku tanya kembali kepada dia, siapa cowok yang mampu menakhlukan hati seorang Dina yang aku kenal sulit untuk mencintai cowok. Bahkan ia cinta sama cowok hanya sekedar cinta tanpa mendalaminya. Ia menjawab, loe ga’ usa tau, percuma ngga, loe tau, loe bakal nyesel. Penasaranku dengan siapa cowok yang dicintai Dina sampai sekarang masih teringat dalam otakku. Selagi dia SMS, kesempatan ini tidak aku sia-siakan untuk bercanda lagi dengannya. Ku jawab… Boleh aja…memang sakit loe masih parah ya? Bdw recananya mau ke RS lagi kapan?Oh iya, lanjut kemarin! Plis, loe britaw gw, cpa sich yang mampu takhlukin hati seorang Dina? Kukirim kata-kata itu kepadanya. Dan kutunggu beberapa saat kemudian, ia menjawab Thanks,ngga… yach kata Ayah ntar malem gua ke RS lagi… Apa sich loe? Lgian kan gua udah bilang, percuma ngga… loe tau, dia itu udah ada yang punya. Aku memang saat ini sudah ada yang punya. Dia anak kelas satu. Aku memilikinya hanya sekedar untuk mengobati hatinya yang sedang benar-benar dilanda patah hati yang begitu dalam karena I atak mampu melupakan mantan pacarnya. Lalu kubalas. Hm…Loe sma temen xux gtu tow? Gw udah critain idup gw ke loe, knapa loe g mau crita sma gw? Apa gw kurang critain smua idup gw ke elo? Lama. Lama sekali rasanya sepertinya ia tertekan dengan apa yang kuketikan kepadanya. Ku putar-putarkan HP di tanganku berharap dia segera membalas. Kuputuskan untuk meminta maaf kepada dia. Ku kirimkan SMS maaf kepadanya, berharap ia membalasnya. Dan waktu itupun ia membalas Loe g salah ngga… Gw akuin, slama ini gw bersikap NAIF dan G PEDULI sma loe itu berfungsi untuk tutupi PERASAAN GUA KE ELO… Gw rasain hal yang berbeda ketika loe udah ada yang punya, gw ngrasa sakit ngga… Klo hanya sekedar suka itu sudah biasa, tapi yang ini benar-benar beda… Gw g taw musti ngapain lagi, gw g mau ganggu hubungan loe lagi kayak dlu…Gw g maksa loe buat bales perasaan gw ke elo… jgan ketawa! ini ga’ lucu ngga… Sedetik, dua detik, tiga detik, rasanya aku seperti tersengat tegangan yang amat sangat tinggi sampai aku tak sadar apa yang aku lakukan sekarang. Rasa tidak percaya, senang, sedih, berbaur menjadi satu. Sampai tak terasa CPU yang mengandung muatan listrik tak sengaja aku sentuh dan membangunkan dari ketidakpercayaanku. Aku tak percaya, sahabat yang benar-benar jadi sahabat terbaik dan mau mendengarkan segala apa yang aku ocehkan kepadanya ternyata mencintaiku. Setelah kejadian itu, aku putuskan untuk menyudahi hubunganku dengan pacarku yang sekarang. Aku harap apa yang ku ajarkan selama aku jadi pacarnya dapat ia ambil hikamahnya. Sekarang aku tahu, kalau cinta itu bukanla mainan yang mudah dimainkan. Hari-hari kulalui dengan sangat tidak nyaman, antara kejadian-kejadian kemarin. Sampai saat ini aku tak tahu, apa yang sebenarnya aku rasakan. Bagiku LOVE is BULLSHIT, kesetiaan dan pengorbanan yang tidak maksimal hanya membuat terjerumus dalam jurang cinta. Dan sampai saat ini pula aku masih bohong pada diriku, kalau aku benar-benar cinta dan sayang sama DIA. . .

 
You can follow any responses to this entry through the Contac Us. You can leave a response.