Novel Ketika Cinta Bertasbih – episode 2

Baguss.. itu lah kata yang pertama kali saya ucapkan tatkala selesai membaca novel yang pertama kali cetak pada bulan november 2007. Novel ini ditulis oleh Kang Abik alias Habiburrahman ElShirazy. Novel episode 2 ini tentu saja melanjutkan cerita dari novel Ketika Cinta Bertasbih episode 1 dan bagi saya novel episode 2 ini lebih bagus ketimbang episode pertamanya – bukan berarti episode1 nya jelek, keduanya tetap bagus, cuma yang episode ke 2 ”lebih” bagus. Kenapa saya bisa berkata begitu, karna yang episode 2 ini banyak menceritakan tentang azzam, sedangkan yang episode 1 banyak menceritakan tentang teman-temannya.

Oh ya, sedikit kembali lagi ke episode 1, novel ini berkisah tentang sang tokoh “Azzam” yang kembali dari Khairo setelah menyelesaikan S1 nya selama 9 tahun.. loh kok 9 tahun? Lama amat? Ya memang dia sengaja tidak meluluskan diri (padahal sebenarnya dia pintar) biar bisa tetap jualan bakso dan tempe di sana, yang tentu aja digunakan untuk menghidupi dirinya di Khairo dan adik serta ibunya di Solo. Dia pun membiayai sekolah adik-adiknya. Wah benar-benar keren..

Watak sang tokoh azzam ini bisa dibilang hampir sama dengan tokoh Fahri dalam novel Ayat-Ayat Cinta. Hanya saja, kalau fahri identik dengan ilmu, terjemahan, dan hapalan, kalau azzam identik dengan jiwa enterpreneur. Di kost-kostannya dia pun menjadi kepala keluarga. Dia pun banyak kenalan disana seperti dubes dan sebagainya (tentu saja pelanggan tempe dan baksonya, serta dia pernah menjadi koki dubes saat ada acara reuni). Oh ya disana dia punya teman perempuan yang bernama Eliana (putri dubes) dan dia artis loh, wah diam-diam Azzam suka nih. Tapi mana brani azzam, coz dia juma penjual tempe..

Satu hal yang slalu teringat oleh saya tatkala si Elliana ini menelpon Azzam dan ingin memberi ciuman kepada si Azzam karena telah membantunya menjadi koki di acara ayahnya. Tapi azzam tantu aja menolaknya dan langsung menutup telponnya. Dia berbuat begitu karena 2 hal, yang pertama karena dia males melanjutkan pembicaraan yang udah mulai ngawur dan yang kedua karna dia capek coz dia baru aja pulang dari kerjaannya. Kemudian si Elliana ini merasa tersinggung olehnya, namun keesokkannya Azzam menjelaskan sebaik-baiknya. Eliana pun menyadari akan kesalahannya selama ini..

Oh ya bagian yang paling keren lagi yaitu ketika azzam menolong gadis yang bernama Anna Antalafunisa dan temannya. Ada adegan “action”nya loh kayak di film box office.. jadi gini. Dia kala itu mau beli daging dan keperluan dapur ke –wah lupa tempatnya- naik bis. Di bis ada gadis manis dan cantik bertanya toko buku. Azzam pun memberi tahunya. Kemudian mereka pun berpisah, azzam melanjutkan perjalanan.

Setelah azzam selesai membeli semua yang ia perlukan, ia pun memutuskan untuk naik taxi coz udah kesorean.. dia kemudian melihat gadis yang dikenalnya di bis tadi bersama temannya. Wah ternyata kedua gadis itu sedang menangis. Azzam pun turun dari taxi-nya. Ternyata dompet salah satu dari mereka di copet. Hmm bahkan parahnya lagi buku dan kitab mereka tertinggal di bis karena saat itu mereka berusaha mengejar copet itu.. Azzam pun berfikir, “bagaimana kalau kita mengejarnya?” akhirnya mereka pun mengejar bis tersebut dengan taxi azzam tadi. Kejar-kejaran pun terjadi layaknya kejar-kejaran di film. Akhirnya bis itu pun ketemu. Azzam turun dan meminta bus itu berhenti sejenak karna sang gadis sedang berusaha mencari buku-bukunya. Dan akhirnya ketemu.. wih.. Azzam benar-benar pahlawan. Gadis itu pun bertanya siapakah namamu gerangan?. Namun azzam mengatakan dirinya bernama Abdullah.

Bagian yang menurut saya agak menyedihkan, yakni ketika azzam ingin melamar seorang muslimah yang bernama Anna. Dia belum kenal Anna. Sebelumnya azzam dinasihati supirnya Elliana agar azzam tidak usah mengharap Elliana, karena menurutnya kurang cocok. Azzam begitu kuat imannya, sedangkan Elliana? Oleh karena itu Supirnya Elliana yang saya lupa namanya agar azzam mempersunting Anna saja. Kemudian pak supir pun menceritakan siapakan anna itu. Wah azzam pun semangat, ia pun segera mendatangi seseorang (wah saya lupa, dia mendatangi siapa) untuk melamar anna. Namun apa yang terjadi. Lamarannya ditolak mentah-mentah. Ternyata anna telah dilamar temannya sendiri, Furqan. Azzam pun dibanding-bandingkan dengan Furqan itu.. sungguh memalukan, Azzam hanya S1, itu pun belum lulus selama 9 tahun, dia pun hanya penjual tempe.. sungguh sangat jauh ketimbang Furqan. Saat itu pun dia mulai konsentrasi dengan pekerjaannya itu. Ia tidak akan membuka pintu hatinya sebelum ada gadis yang mengetuknya.

Dan akhirnya adiknya ternyata telah lulus kuliah. Skali lagi, wah benar-benar menakjubkan si tokoh azzam ini, bisa mengkuliahkan adiknya hingga lulus, padahal dia sendiri belum lulus. Setelah tahu akan keadaan adiknya yang telah lulus, azzam pun memutuskan untuk segera pulang. Ia pun belajar dengan giat agar segera lulus. Bayangkan, sudah 9 tahun azzam tidak bertemu dengan keluarganya. Dan akhirnya dia pun berhasil. Ia pun segera bertemu dengan keluarganya.

Itulah sebagian kecil hal yang menarik dari novel Ketika Cinta Bertasbih Episode 1. Bagaimana yang episode 2. Oke, sabar, tapi saya Cuma ceritain sebagian kecil yang menurut saya keren, ok (masih banyak hal yang heren lainnya).

Review Ketika Cinta Bertasbih Episode 2

Azzam pun pulang ke Indonesia. Dan ternyata azzam bareng Elliana, artis terkenal itu. Ya memang keduanya kenal dekat, coz elliana pernah bekerja sama dengan azzam. Adiknya pun segera ke jakarta untuk menjeput sang kakak tercinta. Dan ternyata sang adik adalah penulis Best seller kumpulan cerpen. Wah sungguh hebat keduanya kakak beradik ituh. Husna –adiknya azzam- selain menjeput azzam ternyata ada agenda lain yakni pergi ke TIM untuk menerima penghargaan.

Saat itu azzam pun keluar dari bandara bersama Elliana. Dia pun mencari adiknya disana. Dan akhirnya adiknya ketemu. Husna datang bersama temannya. Ternyata diluar sudah banyak wartawan yang menghadang Elliana, ia pun diwawancarai. Azzam segera meninggalkannya dan menemui adiknya. Setelah puas, temannya husna minta dikenalkan kepada Elliana, karena ia merupakan fans-nya. Lalu ia pun di kenalkan. Akhirnya mereka foto-foto dengan hp temannya itu. Wartawan pun kembali mewawancarai Ellana tentang siapakah yang sedang dekat dengannya saat ini. Elliana pun mengatakan bahwa pria disampingnyalah yang terdekat. Kontan azzam bingung dan kaget. Semua moncong kamera pun mengaah padanya. Ia pun di tanya-tanyai. Azam panik.

“Sejak kapan anda kenal Elliana?” tanya seorang wartawan.

“aduh, ini apa-apaan!” seru Azzam panik.

“santai saja mas. Kita Kooperatif saja jadi enak. Sejak kapan anda kenal Elliana?”

“aduh gimana ini, Eliana, bicara dong. Wah kok jadi rumit begini sih!” kata Azzam kepada Elliana.

“dia tidak biasa menghadapi wartawan. Kami kenal sejak satu tahun yang lalu” sahut Elliana dengan tenang.

“Benar Kamu dekat dengan Elliana?” cerocos seorang wartawan koran ibukota.

“Kebetulan tadi kami satu pesawat dan duduknay berdekatan. Saya di 15F, dia di 15E. Jadi kami memang dekat.” Jawab azzam juga sekenanya.

“apa profesi mas saat ini?”

“Jualan bakso.”

“Ah, jangan bergurau Mas.”

“Sungguh, tanya saja pada Elliana!”

Wartawan itu langsung bertanya pada elliana, “benarkah dia jualan bakso?”

“Ya benar. Para diplomat adalah pelanggannya”. Jawab Elliana

“Wah seorang enterpreneur! Keren ya mbak?” wartawan itu berkomentar.

“Iya dong. Dia pria paling keren yang pernah aku temui” . Elliana pun berbisikkan dengan azzam.

Kemudian azzam pamit pada elliana. Ia menelungkupkan tangan di dada lalu pergi.

“tidak ada cipika-cipiki mas?” tanya seorang wartawan usil.

Azzam tidak menjawab, yang menjawab malah Elliana, “Dia itu mahasiswa Al Azhar Cairo, masak cium pipi kanan pipi kiri. Kan belum halal! Ngerti?”

“wah sekarang pacar Elliana alim ya. Bisa jadi berita menarik “. Komentar seorang wartawan.

Keesokan harinya berita pun menyebar ke seluruh media, entah cetak atau elektronik. Tentu saja di desanya geger, kok bisa azzam yang miskin itu dekat dengan artis seterkenal Elliana bahkan media menganggapnya kalau Azzam merupakan kekasihnya Elliana (padahal sebenarnya bagi azzam elliana hanya sekedar temannya).

Oh ya malamnya acara penghargaan kepada adiknya. Azzam pun menghadirinya. Kemudian Husna pun sampai gilirannya menerima penghargaan itu. Ia pun bercerita bahwa yang bisa menjadikannya seperti ini tak lain adalah kakaknya tercinta, Azzam. Ia pun menceritakan kehidupannya dan kakaknya bahwa kakaknya membanting tulang di mesir selama 9 tahun untuk membiayai kuliahnya dan tidak meluluskan diri. Dan, wah lagi-lagi bertemu elliana, yang ternyata merupakan seorang pembawa acara. Acara itu pun disiarkan ke seluruh Indonesia. Lagi-lagi azzam terkenal. Elliana pun kini lebih banyak tahu tentang azzam, dan kagum akan dirinya.


Tapi apakah Elliana adalah jodoh azzam, bagaimana dengan tokoh gadis yang ditolongnya di bis tadi yang ternyata bernama Anna (azzam belum tahu nama gadis itu).
Itulah sedikit bagian (sudah banyak yang dikurangi) dari novel Ketika Cinta Bertasbih yang sangat menarik bagi saya. Kalau mau kelanjutannya, belilah novelnya. Bukan promosi, tapi sungguh dwilogi ini emang keren…

 
You can follow any responses to this entry through the Contac Us. You can leave a response.